اهلا وسهلا

Selamat Datang Sahabat Semua

Tentang TPQ

Selasa, 10 Januari 20120 comments


Ada pergeseran menarik pada umat Islam Indonesia dalam soal mempelajari Alquran. Dulu, mereka yang melek terhadap Alquran terdapat di kampung-kampung. Kini kondisinya sedikit berbalik. Kesadaran melek Alquran justru kini muncul di perkotaan. Hal itu disebabkan mereka secara terbuka bisa menerima berbagai metode mutakhir untuk mempelajari Alquran. Masyarakat pedesaan sangat sulit untuk menerima pembaharuan metode mempelajari Alquran. Bahkan, ada yang sampai mengharamkan. Padahal, metode baru itu muncul untuk menyempurnakan metode yang sebelumnya ada. Tujuannya sama yaitu untuk memudahkan cara belajar dan melek huruf Alquran.

Perkembangan ini diawali dengan ditemukannya metode belajar Al quran Qiroaty oleh almarhum KH. Dahlan Salim Zarkasi. Pada tanggal 1 Juli 1986 beliau mendirikan TK Al Quran Raudhatul Mujawwidin di Semarang yang pertama di Indonesia. Berdirinya TK Al Quran ini menjadi awal gerakan yang spektakuler. Gerakan ini menjadi lebih berkembang lagi setelah ditemukan metode Iqro’ oleh almarhum KH As’ad Humam dari Yogjakarta yang mendapat inspirasi dari Qiroaty. Beliau mendirikan TK AlQuran pada 16 Maret 1988 di Kotagede. Setahun kemudian, ide beliau direspon oleh anak-anak muda Islam yang tergabung di dalam Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) yang pada Munasnya ke-5 di Surabaya 27 -30 Juni 1989 menjadikan TK Al Quran ini sebagai program nasional. Pertumbuhan TK Al Quran dilanjutkan dengan munculnya Taman Pendidikan Al Quran (TPQ).
Keberadaan TPQ benar-benar strategis sebagai benteng iman dan akhlak anak sejak dini, karena yang digarap adalah anak-anak dalam periode emas. Perkembangan kecerdasan dan rasa berdasarkan kajian neurologi terjadi pada saat bayi lahir. Pada saat itu otak bayi mengandung kira-kira 100 milyar neuron yang siap mengadakan sambungan antarsel. Selama satu tahun pertama otak bayi berkembang sangat pesat dan menghasilkan bertrilyun-triltun sambungan antarneuron yang banyaknya melebihi kebutuhan. Sambungan itu harus diperkuat melaui rangsangan psikososial, sebab sambungan yang tidak diperkuat akan mengalami atrofi (penyusutan) dan musnah. Inilah yang pada akhirnya mempengaruhi kecerdasan anak.
Penelitian Baylor College of Medicine menyatakan bahwa bila anak jarang memperoleh rangsangan pendidikan, maka perkembangan otaknya lebih kecil 20-30 % dari ukuran normal anak seusianya. Bahkan terbukti bahwa 50 % kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi sejak saat ia berusia 4 tahun. Pada usia 8 tahun kapabilitas kecerdasan orang akan menjadi 80 % dan akan mencapai titik kulminasi pada saat anak usia 18 tahun. Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi pad 4 tahun pertama sama besar dengan perkembangan yang terjadi dalam waktu 4 tahun berikutnya sebelum perkembangan otak mengalami stagnasi.
Di sinilah makna strategis gerakan TPQ dalam menyiapkan SDM berkualitas demi kepentingan umat dan bangsa. Kecerdasan otak yang tidak diimbangi kecerdasan emosional, kecerdasan kreatif, kecerdasan sosial dan spiritual hanya akan menjadikan manusia mesin yang tak berjiwa.
Saat ini perkembangan TPQ bak jamur di musim hujan. Gerakan ini murni muncul dari masyarakat. Sadar akan pentingnya kedudukan dan keberadaan dirinya yang senantiasa dituntut maju, kreatif dan ikhlas.
Share this article :

Posting Komentar

Alamat LPPTBA An-Nahdly

Jalan TGH.Abdurrahim Desa Rensing Raya Kec. Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat 83671 HP.081997611211

Ini yang Kucari

My Blog Feeds »

Iklan

PPCindo

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. An-Nahdly - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger